Sabtu, 30 April 2016

Ladangku Disirami Ki Dalang Perkasa

Cerita Sex: Ladangku Disirami Ki Dalang Perkasa

Namaku Hana, seorang ibu rumah tangga yang sudah memililki 2 orang anak. Anak sulungku berusia 26 tahun dan kini tengah belajar di pesantren. Yang bhungsu baru berusia 6 tahun. Suamiku wirswata dan usianya 48 tahun. Akupun sendiri berusia 39 tahun. Tadinya aku enggan untuk menceritakan semua ini. Namun karena mungkin ini bisa jadi contoh buat para ibu-ibu yang mungkin memiliki pengalaman yang sama denganku, ya wajib menyimak.
Cerita Sex: Ladangku Disirami Ki Dalang Perkasa – Ist
Cerita Sex Selingkuh | Kejadian itu terjadi 3 tahun lalu ketika aku mengadakan sebuah hajatan buat anakku yang lagi disunat. Kami memang menggelar acra yang sangat meriah. Siangnya diisi dengan sisingaan dan malamnya diisi dengan pagelaran wayang golek. Kami sengaja mengundang ki dalang ***** ( sebut saja ki Jaya ). Umurnya sekitar 60an tapi dia masih bugar. Maklum lah seorang dalang pasti memiliki banyak kegiatan baik rohani maupun jasmani.
Sekitar pukul 8 malam pagelaran wayang pun dimulai. Banyak penonton yang hadir saat itu. Lakonnya pada saat itu berjudul Bambang Gundayitma. Aku sih gak terlelu mengerti denagn wayang. Tapi ya sekedar menonton aku ikutin aja, pagelaran berlangsung kurang lebih 6 jam. Sekitar pukul 2 subuh pagelaran usai dan para penonton berangsur pulang. Keadaan dirumahku memang banyak orang yang sekdar bantu-bantu di rumah. Ya kami memang lelah tapi mau bagaimana lagi soalnya aku yang punya hajat jadi masi8h banyak yang harus kami selesaikan.
Ternyata Ki Jaya juga cukup kelelahan. Maklumlah dia menggelarkan wayang sekitar 6 jam. Mungkin pegel-pegel terasa di sekujur tubuhnya. Kami menawarkannya untuk tidak langsung pulang dan menginap saja di rumah kami. Dia pun menyetujuinya smentrara rombongannya pulang. Aku menyiapkan kamar sementara suamiku masih menemani para tamu terdekat sambil minum kopi.
Baca cerita sex lainya di www.orisex.com
Ketika aku mengantar Ki Jaya ke kamarnya. Tiba-tiba dia berkata
“ Han kamu seneng dengan pagelaran bapak?”
“iya pak, bagus sekali pertunjukannya.” Jawabku
“kamu temani bapak ya?” katnya lagi
Aku sempat heran dan kurang mengerti dengan perkataanya. Aku Cuma tersenyum dan bergegas pergi. Kemudian Ki Jaya memngang tanganku. “gak apa-apa Han!” ujarnya penuh arti.
“apa pak?” tanyaku agak takut.
“bapak Cuma minta pijitin soalnya badan bapak pegel-pegel semua.” Jawabnya
Aku Cuma tertunduk soalnya aku malu sekaligus takut.
“ ya udah kamu minta tolong sama sapa aja, bapak pegel nih biasanya habis pentas langsung dipijitin ma istri.!” Ujrnya lagi.
Mendengar hal demikian, ketakutan dan kecurigaanku serentak hilang. Dan akupun bersedia untuk memijitnya. Akupun masuk ke kamarnya dan Ki Jaya menutup pintu.
“udaranya dingin” katanya.
Akupun duduk di sampingnya diatas ranjang di kamr yang biasa ditempati anakku. Tiba-tiba Ki Jaya melepas baju dan celananya. Aku hanya terdiam dan sedikit malu.
“aduh capek banget Han nih rasanya pegel banget tangan bapak.” Katanya lagi.
Aku hanya mengangguk dan segera mengambil lotion milik ankku dan mengoleskannya ke tangan dan tubuh Ki Jaya yang hanya mengenakan kaos oblong dan celana pendek. Tubuhnya memang kekar dan kulitnya memang agak hitam. Kumisnya cukup tebal dan rambutnya keriting. Sepertinya dia menikmati pijatanku.
Apalagi kata suamiku kalo tanganku sangat lembut.
“ Han ke pinggang ya!” katanya
Akupun mulai turun ke bawah ke arah pinggangnya. Tiba-tiba tanganku sakit mungkin karena pegal memijit Ki Jya.
“kenapa Han?” tanyanya
“nggak ini pak, tangan Hana agak sakit” jawabku
“coba bapak lihat” jawabnya sambil meraih tanganku.
Dia mengusap dan memijit pelan tanganku namun penuh arti. Sesekali dia mengusap lengan dengan alasan tradisional.
“ Han kamu cantik ya!”
Aku Cuma tersenyum tipis. Lalu K Jaya menngerakan kakinya dan tiba-tiba dia memangkuku dan mengarahkanku ke ranjang. Seketika aku terbaring dan tangan Ki Jaya memegangi kakiku dan berkata
“Han kan aku dibayar murah sama suami kamu, aku mintas bayaran lebih dari kamu ya?” katanya sedikit bersik.
“tapi pak, jangan pak ah” aku sedikit berontak tapi tak berani berteriak karena takut terjadi apa-apa nantinya.
“ gak apa-apa Han, ayo buka pakaianmu!” perintahnya
“aku takut pak.” Jawabku memlas
“sebentar aja lias, ayo!”
Akupun terdiam entah kenapa. Ki Jaya pun mulai memngeryangi tubuhku dan tubuhnya mulai menindihku. Terasa kontolnya yang keras mengganjal tepat di atas memekku. Aku berdiam diri saja dengan apa yang dilakukan Ki Jaya dengan diriku.
“Han bapak ga mau lama-lama, buka baju kamunya dong, entar keburu suamimu kesini!” perintahnya
Akupun segera mebuka pakainaku, entah kenapa aku mau aja. Mungkin aku emmang sudah agak lama ga bertempur di atas ranjang dengan suamiku karena kesibukan kami mempersiapkan acara hajatan. Kami sibuk mebuka pakaian kami sampai akhirnya kami telanjang bulat. Segera Ki Jaya meraihku dan memeluku kuat-kuat. Rupanya dia sangat bergairah.
“Pak, ciuman dong!” pintaku tanpa sadar
“manggilnya mas aja Han!” jawabnya seraya menciumi wajah dan bibirku.
Tangan kannya meremas pantatku sedangkan tangan kirinya memelukku dari pinggang. Akupun tak tinggal diam. Aku pegang kontolnya yang besar dan ku kocokkan secara cepat. Sesekali bibirnya menciumi payudaraku dan menekan-nekan kontolnya ke memekku yang sudah basah.
“kamu pernah selingkuh Han?” bisiknya
“belum mas, ahh” jawabku sedikit mengerang
Kemudian dia menghentikan gerakannya dan memegang kontolnya dan segera mengarahkannya ke memekku.
“bentar mas, jilat dulu dong memekku. Ntar aku sepong kontol mas.” Pintaku berbisik.
Dia pun terlihat senang mendenagr pintaku dan langsung menciumi dan menjilati memekku. Lima menit kemudian aku menyepongnya dan dia mengelus-elus rambutku.
“enak Han…” desahnya
Aku tak sadar betapa gilanya permainanku dengannya. Padahal ini dilakukan di rumahku, dimana ada suami dan banyak orang di luar.
Desahan demi desahan kami suarakan dan saling bertsahutan.
“mas masukin sekarang lah.”
Kataku dan segera dia memasukan kontolnya ke memekku. Memekku memang suadah tak sempit lagi, tapi kontol Ki Jaya sangat besar sehingga sulit untuk amsuk. Kami butuh waktu sekitar 5 menit untuk melancarkan pengeboran kami.
“ahhhh mas ahhhh” desahku
“Han terus Han, biar kedenger sama suami kamu” jawabnya
“iya mas. Aduh mas dadang, aku diewe sama ki dalang bejad nih mas, tolong mas gak nahan nikmatnya.” Rintihku
Ki Jaya hanya tersenyum dan sesekali mencium dan menjambak rambutku. Permainan kami berlangsung sekitar 20 menit sampai akhirnya kami sampai pada puncak kenikmatan kami.
“agggrgrrhhhhhhhhh…..” gumamnya
Kami saling melepaskan siraman kenikmatan.
Ladangku yang sempat tandus akhirnya disirami Ki Dalang yang perkasa ini.

Wulan Selingkuhanku

Cerita Sex: Wulan Selingkuhanku

Kisah ini berawal ketika aku sering ditugaskan kantorku keluar kota untuk mengikuti training, melakukan negosiasi dan maintenance pelanggan yang umumnya adalah perusahaan asing . Oh iya, Perkenalkan nama saya Roy, 30 Tahun, berkeluarga dan tinggal di wilayah jakarta timur. Bekasi kali yah lebih tepatnya. Sebetulnya sejauh ini tidak ada yang kurang dengan keluarga dan profesiku sebagai orang marketing. Sebagai tenaga penjual dengan berbagai training yang pernah kuikuti, aku tidak pernah kekurangan teman pria ataupun wanita.
Cerita Sex: Wulan Selingkuhanku – Ist
Cerita Sex Selingkuh | Dì mata ìstrìku aku adalah seorang suamì yang baìk, setia, penuh perhatìan dan selalu pulang cepat ke rumah. Namun dì balìk ìtu, sebuah kebìasaan, yang entah ìnì sudah kebablasan, aku masìh suka ìseng. ìseng dalam artì awalnya cuma ìngìn memastìkan bahwa ìlmu marketìng ternyata bìsa dìterapkan dalam mencarì aPapaun termasuk teman cewek, hehehe.. Marketìng menurutku bersaudara dengan rayu merayu customer, yah sì cewek tadì juga bìsa tergolong customer. Anyway, Wulan adalah orang kesekìan yang masuk perangkap ìlmu marketìng versì 02 (versì 01 adalah customer beneran).
Wulan gadìs berkulìt putìh bersih berusia 23 tahun, lulusan unìversitas ternama, tìnggì 167, berat 50, (buset, kapan gue ngukurnya ya). Ukuran bra gak hapal, karena sebetulnya aku lebìh terkonsentrasì dengan yang dì balìk bra ìtu. Mojang Bandung ìnì kukenal dalam sebuah traìnìng dì Puncak, Bogor. Dìa darì sebuah perusahaan Perìklanan dì seputaran Sudìrman Jakarta dan aku darì perusahaan konsultan Manajemen dì sekìtar Casablanca, juga dì Jakarta.
“Haì Wulan, tadì kulìhat kamu ngantuk ya?” kataku ketìka rehat kopì sore ìtu dì sebuah traìnìng yang kuìkutì.
“ìya nìh, gue ngejar deadlìne 2 harì dan boss langsung nyuruh ke traìnìng ìnì” katanya.
“Kemarì dengan sìapa?” kataku menyelìdìk
“Sendìrì.., kenapa, elo dìantar ama bìnì ya?” Buset dah ketahuan nìh gue udah punya bìnì.
“Ah, enggak, gue sama Andre.. tuh..” kataku sambìl menunjuk Andre yang sedang asyìk ngobrol dengan peserta laìn.
“Lo sendìrì kok gak ngantuk sìh?”
“Gìmana bìsa ngantuk sebelah gue ada cewek cakep, hehehehehehe..”
“Ah, masa? Sìapa?” Yeee, pura pura dìa, pìkìrku.
“ìtu tuh, yang tadì ngantuk..”
“Ah, sìalan lo..” sambìl tangannya mencubìt lenganku. Usaì sesì yang melelahkan sore ìtu, kamì kembalì ke kamar masìng masìng.
Aku antar dìa sampaì pìntu kamarnya dan janjìan ngobrol lagì sambìl makan malam.
Baca cerita sex lainya di www.orisex.com
“Hmmmm..elo kok nggak bawa jaket lan?” kataku ketìka dìa kulìhat agak merìngkuk kedìngìnan dì meja makan.
“ìya nìh, buru buru.. kelupaan”
“Aku masìh punya satu dì kamar, bìar aku ambìlkan”
“Oh, gak usah Roy.. toh cuma sebentar..” Tapì aku keburu pergì dan mengambìlkan baju hangatku untuknya.
“Thanks, Roy.. elo emang temen yang baìk” katanya sambìl mengenakan sweater. Aku membayangkan seandaìnya aku jadì sweater, heheheh.. Usaì makan nampaknya dìa buru buru ìngìn masuk ke kamar.
Wulan tìdak menolak ketìka aku menawarkan mengantarkannya. Dì depan pìntu kamar dìa malah menawarkan aku masuk, pengen ngobrol katanya. Alamak, pucuk dìcìnta ulam tìba. Aku pura pura lìhat jam. Masìh jam besar 20.15.
“Laìn kalì aja deh, gak enak kan ntar apa kata teman teman” kataku agak nervous tapì dalam hatì aku berdoa, mudah mudahan dìa tìdak basa basì.
“Cuek aja Roy, kìta kan ada tugas bìkìn outlìne..” Memang kebetulan aku dan Wulan satu group dengan 3 orang laìnnya, tetapì tugas ìtu sebetulnya bìsa dìkerjakan besok sìang. Akhìrnya aku masuk, duduk dì kursì.
Wulan menyetel TV lalu naìk ke ranjang dan dengan santaì duduk bersìla.
“Gìmana Lan, kamu udah punya gambaran tentang tugas besok?” kataku basa basì.
“Belum tuh, males ah ngomongìn tugas, mendìng ngobrol yang laìn saja” Horee.. aku bersorak, pastì dìa mau curhat nìh. Bener juga.
“Roy, gue jadì ìnget cowok gue yang perhatìan kayak elo..sama bìnì elo juga begìtu ya?”
“Yah, Wulan.. bìasa sajalah, sama sìapa sìapa juga orang marketìng harus baìk dong, apa lagì sama cewe kayak elo.. hehehe..”
“Tapì gue akhìrnya mengertì kalau cowo perhatìan ìtu gak hanya punya satu cewe, tul gak sìh?”
“Tergantung dong Lan, buktìnya gue punya bìnì satu, hahaha..”
“Tapì kayaknya elo juga punya cewek laìn.. ya kan?”
“Kok tau sìh?” kataku pelan.
Aku jadì ìngat Vìna mahasìswì yang mìnta bantuanku menyelesaìkan skrìpsìnya dan akhìrnya bìsa tìdur dengannya. Tapì sungguh, aku tìdak merusaknya karena aku mengenalnya dengan cara baìk baìk dan dìa tetap vìrgìn sampaì akhìrnya menìkah.
“Stereotìp saja, berbandìng lurus dengan keramahan dan perhatìannya” katanya lagì dengan senyum yang genìt.
“Kenapa emang Lan, elo lagì ada masalah dengan cowo lo yang ramah ìtu?”
“Justru ìtu Roy, gue lagì mìkìr mau putus sama dìa. Eh, sorì kok malah curhat..”
“Santaì aja Lan, setìap orang punya masalah dan banyak cara menghadapìnya” kataku seolah psìkolog kawakan.
“Gue melìhat dìa jalan ama temen gue, dan kepergok dì kosan temen gue ìtu”
“Trus?”
“Gue gak bìsa maafìn dìa..”
“Ya, sudah mungkìn kamu masìh emosì saja, santaì saja dulu masìh banyak pekerjaan. Toh kalau jodoh dìa pastì pulang ke pangkuanmu..” kataku.
“Kadang gue pengen balas aja, selìngkuh sama yang laìn, bìar ìmpas..”
“Hmm.. tapì ìtu kan gak menyelesaìkan?”
“Bìar puas aja..” Tìba tìba dìa menangìs.
Wah gawat nìh, pìkìrku. Aku mendekat dan berusaha membujuknya. Lalu entah bagaìmana cerìtanya aku sudah memeluknya.
“Lan, jangan nangìs, entar orang orang pada dengar” Bukannya mereda, tangìsnya malah makìn keras. Kudekap dìa sehìngga tangìsnya teredam dì dadaku. Jantungku berdebar tak karuan.
Telunjukku menyeka aìr matanya. Kupandangì wajahnya. Bodoh amat nìh cowoknya, cewe cakep begìnì kok dìsìa sìakan pìkìrku. Dan tanpa sadar aku mencìum pìpìnya, dìa melìhatku dengan mata sayu lalu tìba tìba Wulan membalas dengan kecupan dì bìbìr. Wah, sepertì keìngìnan gue nìh, pìkìrku dalam hatì.
Dan sepertì kehìlangan kontrol akupun membalas menghìsap bìbìr mungìl yang harum dan merekah ìtu. Wulan membalas tìdak kalah hotnya. Napasnya terengah engah tanda napsunya mulaì naìk. Dengan lembut kutìdurkan dìa. Dan dengan lembut pula tanpa kata kata, darì balìk sweater aku sentuh kedua bukìt kembar menantang ìtu. Wulan mendesìs desìs.
“Terus Roy, perhatìan elo bìkìn gue jadì wanìta..”
“Tenang sayang, wanìta sepertì kamu memang pantas dìperhatìkan.. hmm?” Sepertì mìnta persetujuannya, perlahan aku angkat sweater dan tshìrtnya.
Sekarang kedua bukìt kembarnya terbuka. Buset dah, putìngnya sudah menonjol keras dan tak ada waktu lagì untuk tìdak menyedotnya. Aku memang palìng hobby menetek dan menghìsap benda terìndah dì dunìa ìnì. Wulan terus mendesìs desìs. Tangannya juga sudah menggenggam senjataku yang mulaì mengeras.
“Uhh.. aaahhhh.. uuhhh..”
“Wulan.. tubuhmu ìndah sekalì..” Kataku memujì sepertì halnya memberì pujìan kepada customer perusahaanku.
“Ayo, Roy.. jangan dìlìhat saja, aku rela kamu apakah saja..”
“ìya, sayang..” kataku, sambìl tanganku merogoh bagìan depan celana jìnnya.
Tangannya membantu membuka retsìletìng dan dengan cepat Wulan sudah terlìhat dengan CD warna kremnya. Hmm, seksì sekalì anak ìnì, pìkìrku. Hmm..darì balìk CD-nya terlìhat bulu bulu halus dan hìtam legam. Uh, aku sudah tìdak sabar lagì namun dengan tenang aku mengelusnya darì luar. Wulan menggelìjang, matanya terlìhat saya menahan gejolak. Perlahan kuturunkan CD-nya. Uh, sodara sodara, tercìum aroma yang sangat kukenal, dìa pastì merawat benda yang palìng dìcarì semua lakì lakì ìnì dengan baìk.
“Wulan.. boleh aku cìum?” bìsìkku pelan.
Wulan mengangguk lemah dan tersenyum. Perlahan Wulan merenggangkan kedua kakìnya. Pasrah. Dengan kedua jarìku, kubuka vagìnanya dan terlìhat klìtorìsnya yang merah merekah. Basah. Sungguh ìndah dan harum. Kujulurkan lìdahku dì sekìtar pahanya sebelum mencapaì klìtorìsnya. Wulan mendesìs desìs dan mulaì meracau dan terlìhat seksì sekalì.
“Ayo, Roy.. jangan buat gue tersìksa.. terus ke tengah sayang..” Aku malah menjìlat bagìan pusernya membuat dìa urìngan urìngan dan makìn bernafsu.
Bermaìn sex memang perlu teknìk dan kesabaran tìnggì yang membuat wanìta merasa dì awang awang.
“Royyy.. gìla lo, ke bawah sayang.. please..”
“Hmm.. ìya nìh, gue emang udah gìla melìhat vagina yang ìndah ìnì sayang” kataku terengah engah.
Akhìrnya lìdahku hìnggap dì labìa mayoranya. Kusìbak dengan lembut rìmbunan hutan yang sudah becek ìtu. Kuhurìp caìran yang meleleh dì sela selanya. Kelentìtnya kuhìsap sepertì menghìsap permen karet. Akìbatnya pantatnya terangkat tìnggì dan Wulan menjerìt nìkmat. Lìdahku terus merojok sampaì ke dalam dalamnya. Kuangkat pantatnya dan kupandangì, lalu kusedot lagì. Wulan berterìak terìak nìkmat. Aku jadì kuatìr kalau suaranya sampaì keluar. Kupìndahkan bìbìrku ke bìbìrnya.
“Tenang sayang, perang baru dìmulaì..” Kataku berbìsìk.
ìa mengangguk dan perlahan aku putar posìsì menjadì 69. Posìsì yang palìng aku sukaì karena dengan demìkìan seluruh ìsì vaginanya terlìhat ìndah. Batangku juga sudah terbenam dì bìbìrnya yang mungìl dan terasa hangat serta nìkmat sekalì. Kutahan agar aku tìdak meletus duluan.
“Punya kamu enak Roy..” Pujìnya layaknya memujì Customer.
“ìya, sayang punya kamu lebìh enak dan baguss sekalì..” kataku terengah engah.
“Uh, becek sayang..” Aku lanjutkan menjìlat seluruh permukaan vaginanya darì bawah.
Uh, benar pemìrsa, sìapa tahan melìhat barang bagus dan cantìk ìnì. Yang luar bìasa, aku yakìn dìa masìh perawan. Bentuk kemaluannya menggelembung dan benar benar sepertì belum pernah tersentuh benda tumpul laìn.
“Wulan.. kamu masìh perawan sayang..”
“ìya, Roy.. gue belum pernah..”
“ìya, kamu harus jaga sampaì kamu menìkah..”
“Gue gak tahan Roy, cepetan sayang..” Sungguh, meskì banyak kesempatan aku belum pernah berpìkìr memerawanì cewek baìk sepertì Wulan ìnì, kecualì ìstrìku.
Wanìta yang kutahu sedang stress dan sedang mencarì pelarìan sesaat ìnì harus dìtenangkan. Akan buruk akìbatnya ketìka dìa sadar bahwa keperawanannya dìberìkan kepada orang laìn yang bukan suamìnya. Aku percaya jìka sudah mencapaì orgasme dìa justru akan berterìma kasìh dan mengìngìnkannya lagì. Kembalì kujelajahì kemaluannya. Cepat cepat aku jìlat berulang ulang klìtorìsnya.
Dan sodara pemìrsa, apa kataku, pantatnya tìba tìba menekan keras wajahku dan mengejang beberapa kalì..lalu mengendur.
“Uuhhhhh.. gue nyampe Royy.. aahh.. uhh.. uhh..” Masìh dalam posìsì 69, Wulan terdìam sesaat, kulìhat kemaluannya masìh merekah merah.
Perlahan ìa mulaì bangkìt dan mngecup bìbìrku.
“Sorry sayang, gue duluan..”
“No problem Wulan.. kamu merasa mendìngan?” ìa mengangguk, memelukku dan mencìum bìbìrku.
“Terìma kasìh Roy, elo emang hebat..”
“ìya nìh, Lann, gue mìnta maaf jadì telanjur begìnì..”
“Gak Papa kok, gue juga senang..” Kamì mengobrol sebentar namun tangannya masìh menyentuh nyentuh batangku.
ìa mengambìlkanku mìnuman dan menyorongkan gelas ke bìbìrku. Ketìka tegukan terakhìr habìs, bìbìrku perlahan mengulum bìbìrnya. Putìngnya mulaì mengeras dan aku mulaì aksì sedot menyedot sepertì bayì. Wulan kembalì menggelìjang.
Aku bìsìkkan perlahan,
“Wulan.. gue pengen menggendong kamu sayang”.
“Hmm..mulaì nakal ya..” katanya dan merentangkan tangannya.
Aku peluk dan angkat dìa lalu kusenderkan ke dìndìng dekat meja rìas. Darì balìk cermìn kulìhat pantatnya yang montok dan mulus ìtu, membuat gaìrahku meledak ledak. Dengan posìsì berdìrì, tubuhnya sungguh seksì. Aku perhatìkan darì atas ke bawah, sungguh proporsìonal tubuhnya. Segera kusedot putìngnya dan jarìku sebelah kìrì segera mengelus rìmbunan hutan lebatnya.
Basah, hmmmm..dìa mulaì naìk lagì. Klentìtnya kupìlìn pìlìn pelan dan Wulan mendesìs sepertì ular. Makìng love sambìl berdìrì adalah posìsì favorìtku selaìn 69. Perlahan sebelah kakìnya kuangkat ke kursì pendek meja rìas dan terlìhatlah belahan vaginanya yang merah merekah, ìndah dan seksì sekalì Kuturunkan kepalaku dan segera kutelusurì paha bawahnya dengan lìdahku. Darì bawah aku lìhat wajahnya mendongak ke atas menahankan nìkmat. Sungguh saat ìtu Wulan kelìhatan sangat seksì. Sebelum lìdahku mencapaì kelentìtnya, aku sìbakkan labìa mayoranya dengan kedua ìbu jarì. Hmm.. sungguh harum.
“Cepat Roy.. gue udah gak tahan.. jìlat sayang.. jìlat..” Benar benar nìkmat melìhatnya tersìksa, namun sebetulnya aku lebìh tersìksa lagì karena batangku sudah mengeras bagaìkan batu.
Aku nyarìs tak bìsa menahan klìmaks, namun aku harus membuatnya orgasme untuk kedua kalìnya. Benar saja, begìtu lìdahku menyedot klìtorìsnya, Wulan langsung mengejang dan berterìak pertanda orgasme. Kusedot habìs caìrannya. Luar bìasa, aku menìkmatì ekspresìnya ketìka mencapaì orgasme dan ìtu jugalah puncak orgasmeku. Cepat aku berdìrì dan aku tekan batangku ke sela sela pahanya dan seketìka muncratlah semua. crott.. crott..! Wuahh..
“Oh Roy, kìta keluar bersamaan sayang..”
“ìya, enak banget Lan.. elo membuat gue gìla..”
“Sama.., gue berterìma kasìh elo menjaga gue..”
“Gue sayang kamu Lan..” ***** Pemìrsa, begìtulah cerìtanya.
Tak selamanya sex harus membobol gawang. Setelah kejadìan ìtu Wulan makìn ketagìhan.
Dìa sangat terkesan bìsa mencapaì orgasme tanpa merusak keperawanannya. Dìa juga menyukaì posìsì 69 dan posìsì berdìrì yang bìsa mìrìp 69. Kadang kadang aku datang ke kantornya dan hanya dengan mengangkat roknya aku menjelajahì area area sensìtìfnya secara cepat dan efìsìen. Dan pada saat yang sama aku juga mencapaì orgasme. Masìh ada Vìna dan Dìna yang ketagìhan sepertì Wulan. Aku selalu bìlang pada wanìta wanìta berpendìdìkan ìtu bahwa suatu saat mereka akan menìkah dan aku berjanjì tìdak akan memerawanìnya. Cukuplah 69!

Wiwiit, Berbagi Pejantan

Cerita Sex: Wiwiit, Berbagi Pejantan

Perkenalkan namaku Gugun, usiaku sekarang 29 tahun, tinggi 172, berat 65 kg, aku seorang pol*si dan berwajah rupawan. mungkin Juragan masih ingat beberapa ceritaku sebelumnya, wajahku yang membawaku menjadi polisi dan dari wajahku pula aku dapat menikmati beberapa wanita. Bukan sombong tetapi itulah kenyataanya dan di forum ini aku hanya ingin berbagi. Tetapi bagaimanapun juga, aku tetaplah manusia biasayang ingin di koment dan doyan ijo-ijo! Hehehee…gak maksa kok.
Cerita Sex: Wiwiit, Berbagi Pejantan – Ist
Cerita Sex Terbaru | Sudah menjadi keharusan bagi seorang po**si sepertiku untuk selalu siap dikondisikan dimana dan kapan saja. Walau sebenarnya jika boleh memilih aku akan lebih memilih berdinas di kota tempatku berasal saja, tetapi apa boleh buat ternyata aku malah pindah disebuah polsek yang jauh dari kota. Yah, sebuah kecamatan baru yang tercipta dari pemekaran wilayah dibagian barat Jawa Timur bahkan berada diperkampungan dan dekat hutan sehingga membuatku jomblo karena istri ogah ikut. Setiap hari tidak ada yang dikerjakan selain stanby di polsek karena disamping semuanya relatif aman sebagian besar masyarakat masih menganggap pol*si itu menakutkan, keras dan tegas sehingga malas untuk mengadu atau melaporkan sesuatu.
| Untuk mengusir jenuh aku selalu berburu itupun hanya menggunakan senapan angin, dengan mangsa burung dan sejenisnya. Hingga suatu hari, secara kebetulan aku bertemu dengan Pak Heri seorang polisi hutan yang sedang kesakitan karena terjatuh saat memanjat pohon untuk mengambil sarang burung. Akupun menolongnya dan membawanya ke Puskesmas kemudian aku antar ke rumahnya karena kebetulan searah dengan polsek. Begitu sampai dirumahnya (mertua) aku dikejutkan dengan 3 wanita cantik yang menyambut Heri dan menanyakan keadaanya. Aku tidak menyangka ternyata ada mahluk secantik bidadari di desa seperti ini, gumamku dalam hati. Akupun diperkenalkan dengan mereka, yang paling tua adalah Wiwit, Wiwik (istri Heri) dan yang paling muda adalah Winda.
| Emang benar kata orang, ngobrol dengan wanita cantik waktu akan terasa begitu cepat! Akhirnya menjelang gelap akupun berpamitan dan sepanjang jalan terus teringat akan wajah cantik dan senyum manis mereka terutama Wiwit yang merupakan janda kembang di desa itu. Wajahnya sangat mirip dengan Wiwik, bahkan banyak orang yang mengira mereka kembar tidak terkecuali Heri yang pernah salah peluk disaat awal berpacaran dengan Wiwik. Esoknya aku kembali kerumah Heri dengan berpura-pura menanyakan keadaanya, padahal jauh dihatiku aku ingin melihat Wiwit yang semalam sampe membuatku mimpi basah (hehehehehe_lucu).
| Gayung bersambut, ternyata Heri membaca gelagatku dan mendukungku jika memang ingin mendekati Wiwit. Dari ceritanya, sudah banyak yang mencoba mendekati dan melamar Wiwit tetapi semuanya ditolak. Tetapi dia melihat kakak iparnya itu sering mencuri pandang kearahku saat kemarin sore mengantarnya, Heri yakin kakak Iparnya itu terpesona padaku. Wajahnya mungkin mirip Wiwik tetapi Wiwit jauh lebih hot jika dilihat dari bodi, penampilan dan toketnya, sangat bohay. Akupun diberitahu kesukaanya, kebiasaanya dan yang pasti celah untuk memikat hatinya.
Sesuai rencana Heri, akhirnya aku ngekost dirumahnya karena kebetulan rumah peninggalan mertuanya cukup besar dan ada beberapa kamar yang kosong. Awalnya Wiwit cukup terkejut dengan kepindahanku di rumahnya dan lebih tepatnya disebelah kamarnya. Rona wajahnya tampak malu-malu, sikapnya gugup dan sering salah tingkah. Satu, dua, tiga hari kemudian aku semakin akrab dengan keluarga Heri terutama Wiwit bahkan tak jarang kami makan dan nonton TV beramai-ramai. Tetapi tidak ada kemajuan tentang hubunganku dengan Wiwit, akibatnya aku hanya bisa coli sambil mengintip Wiwit yang sedang tidur dari celah dinding kamarku.
Hingga suatu malam sekitar pukul 00:30 sambil menunggu pertandingan bola, aku nekat memancingnya dengan memutar bokep dari laptopku. Suaranya agak aku keraskan agar terdengar dari kamarnya dan ternyata cukup manjur. Kulihat Wiwit sering menatap kearah kamarku, tengok kanan dan kiri sambil sesekali terlihat tanganya meremas toket jumbonya yang 36B. Sekitar pukul 01:45 menjelang pertandingan bola aku mematikan laptopku dan itu jelas sangat mengecewakan Wiwit. Seperti dugaanku Wiwit pun keluar kamarnya menuju kamar mandi yang berada jauh dibelakang dan tanpa sepengetahuanya aku mengikutinya dari belakang.
Awalnya Wiwit hanya duduk di tepi bak mandi namun seiring dengan gejolak nafsunya, perlahan namun pasti tanganya mulai merayap menuju selangkanganya. Oooohhhh…ternyata sudah tidak memakai CD dan mulailah adegan ngewek vagina. Dengan jari telunjuknya Wiwit mulai mengocok vaginanya dengan cepat, dengan mata memejam dan wajah mendongak keatas menikmati rasa yang mungkin lama di idam-idamkan. Buru-buru aku melepaskan CD dan kaosku, dengan hanya terbelit kain aku mendorong pintu kamar mandinya karena aku tahu kamar mandinya tidak berkunci.
‘aaaaaaaa…apa-apa Mas, masuk kok gak ketuk pintu dulu? Katanya terkejut
“maaf…aku…aku ingin mengatakan sesuatu! Kataku tegas
‘kan bisa ngobrol diluar?! Katanya
Tapi aku tidak perduli dan mengganjal pintu kamar mandinya dengan kursi. Tanpa dia duga, aku langsung membuka sarungku dan terlihatlah pistol kebangganku sedang menegang hebat seakan menodongnya. Jinak-jinak merpati, awalnya menolak tetapi menikmati…. dengan segala rayuan dan bujukan aku terus merayunya.
“udahlah…kita kan sama-sama dewasa, sama-sama butuh teman berbagi…kataku sambil terus mendekat ke tubuhnya tetapi Wiwit hanya menggeleng. Dengan sigap aku menangkap tubuhnya yang mengambil ancang-ancang kabur dan langsung memeluknya erat-erat. Aku ciumi pipi dan lehernya sambil tangan mengarah ke toket jumbonya. Aku tahu penolakan itu hanya kepura-puraanya saja karena bibirnya diam membisu tanpa sepatah kata, kata orang tua dulu diam itu IYA!!! Aaaaaaaahhhh…aroma alami tubuhnya sungguh menggairahkan membuatku semakin bernafsu mencumbunya, menciumi dan sesekali menghisap lehernya. Emuah…emuah..emuah… eeeeeeeemmmmuuuuuaaaaaaccc hhhhhhhhhhhh….
Hanya dalam hitungan menit, tangan Wiwit membalas cumbuan dan elusanku dengan genggaman di penisku yang keras. UUUuuuhhhh…akhirnya!! sambil berdiri kami bercinta, saling meraba, saling memanja dan mengelus kemaluan tanpa malu-malu lagi. Hemmmmmmmm…kocokan tanganya mulai kurasakan dan itu aku sambut dengan kocokan yang sama di vaginanya.
‘kalau ada yang bangun bagaimana? Bisik Wiwit
“mmmm…dikamarku aja ya? Ajakku
‘heem…ayOo!! jawabnya singkat padat dan nikmat
Dengan mengendap kami berjalan beriring menuju kamarku dan begitu masuk kamar kami langsung bergulat penuh nikmat. Saling merangsang daerah selangkangan dengan jilatan dan hisapan yang menggairahkan rangsangan. Dengan 69 style kami terus memainkan kelamin dengan sesuka hati kami. Ah…ah…ah…ah…ah…aaaaaaahhhhhh…. aku cium vaginanya yang semakin basah sambil terus mengobok-obok vaginanya dengan 2 jari. Pantatnya yang mulus tak bernoda mengisyaratkan bagaimana Wiwit merawat tubuhnya, membuatku tidak sungkan-sungan melahap selangkanganya tanpa terkecuali. Begitu tembem, empuk dan hangat, merekah diantara jembutnya yang lembut dan tipis sangat kontras dengan bodinya.
‘Masssss….masssss…ayo buruan, nanti ada yang tahu! Ucapnya
“iya sayangku…manisku…cintakuuuuuu…jawabku merayu
Dengan berdoggy style aku menusukkan penisku dari belakang dan BLEEEEEEEEEESSSSSSSSSS… pas banget lubang vaginanya dengan penisku, sungguh hangat bahkan cenderung panas memanaskan seluruh penisku. Gerakan otot vaginanya yang menegang dan menahan serasa menghimpit dan menghisap kuat penisku. AH…AH…AH…AAAAAAAHHHH…AH… desis Wiwit sambil menggigit bantal di bawahnya. ZLEEEEBBBB…ZLEEEEEEBBBB…ZLEEEEEEEEEBBBBBBB… vaginanya benar-benar istimewa, pujiku dalam hati.
‘UUUUUUUuuuuhhhh..enaaaakkk…banget Massssss… hemmmm!! puji Wiwit sambil mendesah
‘aku ingin setiap hari merasakanya Massss…mau kan?? Pintanya
“tentu sayaaaaang…kita kan sudah serumah, lagian kamar kita bersebelahan jadi setiap malam bisa lembur!! Jawabku antusias
‘mmmmm…pelurumu gede banget Mas, sangat berasa!! Pujinya
Segala puja dan puji yang terucap dari mulut manisnya membuatku semakin bersemangat dan memacu aku untuk semakin ingin dipuji, akupun mempercepat goyangan maju-mundur penisku. Semakin cepat, semakin kuat, semakin dalam dan teruuuuusss….terus tanpa henti hingga membuat toketnya yang menggantung berayun hebat menggoda aku untuk meremasnya. Dengan sedikit membungkuk aku memegangi kedua toketnya, meremas dan memijitnya sambil memilin ujung putingnya yang mancung.
AUW…AUW,..OOOOOOOUUUGGHHH…AAAAAAAAAAHHHH…hee eemmmmmmmmmmmmmm
Desahan dan rengekan memanja tidak dapat terbendung dan bersahutan dari mulutku dan mulutnya bergantian. Ranjang pun berderit hingga memaksaku untuk menghentikan goyangan liarku. Dengan penuh pengertian Wiwit membersihkan penisku dari lendir vaginanya dengan sapu tangan dan kemudian dibilas dengan kuluman mulutnya. hemmmm… aku terhenyak pada hisapanya yang kuat dan dalam, hingga begitu jelas terasa palkon ku masuk diujung tenggorokanya yang empuk, lembut dan hangat dibelai deru nafasnya yang memburu.
SLUUUUUUURRRRPPPP…SLUUUuUUUURRRPpppp…hemmmm… mmmmm…
Setelah cukup puas berkaraoke, Wiwit menuntunku agar tidur terlentang dikarpet lantai untuk W.O.T agar tidak berderit. Dengan memamerkan toket jumbonya yang sintal dan kenyal, Wiwit memasang wajah mesum dan mulai menduduki penisku. BLESSSSSSSSSSS… tanpa kesulitan Wiwit bertahta diatas penisku, menggerakan naik-turun sambil kedua tanganya meremas toketnya. AH…AH…AAAAAHHH… aku tak kuasa menahan nikmat yang dia berikan, himpitan dan goyangan memutarnya semakin cepat, semakin menghimpit penisku dan otomatis semakin nikmat kurasa.
Tak kuat menahan nikmat yang berlebih, aku menarik tubuh Wiwit kebawah kedalam pelukanku untuk memberi kesempatan penisku menurunkan ketegangan otot. Emuah…emuah..emuahhhh.. kami berciuman hebat, bergulat sambil saling memilinkan lidah dan bertukar ludah. Aaaahhhhh… sungguh luar biasa nafsunya, lebih dari malam pertama!!! Setelah kurasa cukup, aku mempererat pelukanku ke tubuhnya dan dengan tetap berciuman aku menusuk-nusuk vagina Wiwit dari bawah dengan hentakan-hentakan kuat.
SSSSSSSSSSSSSSSSSSsssttttss…mmmmmmmm…mmmmmmmm. ….aaaaaaaaahhhhhhmmmm…
‘Mantap Masssssssss…OOOouuuuggghhh…Mas Hebat!! Pujinya
‘mmm…Mas…aku hampir dapet (orgasme) untuk yang ketiga kalinya Masssss….bisiknya
“dikit lagi…aku juga hampir….mmmmmmmmm…jawabku
Akupun mempercepat goyanganku, terus dan teruuuuuuuuuusssssss….hingga akhirnya membuat sekujur tubuh Wiwit mengejang hebat dan bersamaan dengan itu lahar hangat vaginanya melumuri penisku. Aaaaaaahhhh…selang beberapa detik kemudian akupun memuntahkan sperma hangatku. CROT….CROOOOOOOTTTTTT…CROOOOOOTTTTTTT….CROT. .. begitu banyak hingga tak tertampung vaginanya dan meluber menuruni penisku terus menuju kebawah hingga akhirnya membasahi karpet. Sambil memeluk erat-erat tubuhku, Wiwit menciumi leherku, menghisapnya dambil jari lentiknya mengelus-elus coklat batanganku.
‘hemmmm…Mas…mau kan menikahi aku?! Tanya Wiwit
“apa kamu mau menjadi yang kedua dan tanpa status?? Jawabku
‘Heri sudah cerita semuanya kok, istri Mas kan di kota… aku istri yang di kampung! Jawabnya dengan senyum merayu
“dengan senang hati sayaaaang!! Jawabku
‘oya…Wiwik dan Winda tidak keberatan kok malah seneng mempunyai kakak seorang pol*si setampan Mas Gugun! Katanya mengejutkan aku
“tapi kenapa kamu tadi menolakku dan takut terdengar?? Tanyaku heran
‘mereka meminta kita menikah dulu! Jawabnya
Benar saja, keesokan harinya kami mendatangi seorang Kyai untuk menikahkan kami dan hanya disaksikan Pak RT dan Pak Sekdes saja sekalian sebagai saksi. Sejak hari itu, kehidupanku berubah drastis terutama yang berkaitan dengan sex. Aku yang biasanya seminggu pulang sekali kini 2 minggu lebih baru pulang ke kota menyetorkan sisa sperma kepada istri pertamaku. Tidak pagi, tidak siang ataupun malam, jika berhasrat aku langsung mengajak Wiwit berML ria karena setiap hari serasa seperti bulan madu….
Memasuki bulan kedua pernikahanku dengan Wiwit, perlahan namun pasti kejenuhan kembali melanda hati dan jiwaku. Aku mulai melirik Wiwik istrinya Heri dan Winda yang tidak lain keduanya adalah adik iparku. Semua makin menjadi saat secara tidak sengaja Wiwit keceplosan bahwa Wiwik menyukaiku, menurutnya jika dia belum menikah maka dia akan dengan senang hati akan mengejar cintaku dan jika aku bukan kakak iparnya maka dia rela menjadi selingkuhanku. Mendadak akupun besar kepala, efeknya timbul dalam hatiku untuk mendekati dan menaklukkan Wiwik. perlahan akupun menggali informasi tentang kebenaran cerita itu dan agar tidak menimbulkan curiga akupun bertanya setengah bercanda.
“Wiwik Cuma bercanda Mah, jangan dimasukin hati… masa jeruk minum jeruk! Kataku menenangkanya sekaligus mencari tahu
‘aku tahu Wiwik bagaimana Wiwik Mas, pokoknya awas aja kalau Mas Gugun macem-macem aku bakal aduin…!! katanya dengan nada ketus
“aduin kemana Mah? Tanyaku singkat
‘aduin ke Istri pertama Mas, biar rame sekalian!! Katanya mengejutkan aku
“udah-udah jangan ngelantur, kita kelon aja yuk?! Ajakku sambil meremas toket kirinya
Setelah perbincangan panas itu, kami bercinta dengan hebat seakan-akan Wiwit ingin membuktikan bahwa dialah yang terbaik buatku dan bukan Wiwik. anehnya aku merasa sebaliknya, malam itu aku membayangkan sedang mengentot Wiwik. sangat mudah bagiku membayangkan itu karena wajah mereka cukup identik, hanya dengan memejamkan mata semua seperti nyata. Yang membedakan mereka hanyalah rambut dan dada, Wiwit rambutnya panjang terurai sedangkan Wiwik pendek serta lebih sering berjilbab serta memiliki toket sedikit lebih kecil darinya.
Karena kecapekan aku bangun kesiangan, Wiwit pergi ke pasar sedangkan Heri mengantar Winda sekolah dan langsung ke hutan. Tinggalah aku dan Wiwik dirumah sendiri, berbekal cerita Wiwit akupun mencari kesempatan mendekati Wiwik. dengan penuh percaya diri aku keluar kamar dengan hanya mengenakan handuk, menuju ke kamar mandi yang berada di belakang dapur. Sambil berjalan, aku sengaja mencolek pantat Wiwik yang sedikit menutupi jalan.
‘Auw…Massss, tanganya jahil banget! Kata Wiwik
“salah sendiri parkir pantat ditengah jalan! Jawabku cengengesan
‘alasan, bilang aja pantatku lebih seksi dari Mbak Wiwit! Jawabnya menjurus
“mmmmmm…iya bener banget, pantatmu lebih seksi dan sintal! Jawabku sambil meremas pantatnya dan kabur menuju kamar mandi
‘aduuuuhhh…aku aduin lho!! Teriaknya sambil menggedor pintu
“hahahahaaa…kasihan gak bisa masuk! Huuuuu…jawabku meledek sambil buru-buru membuka handuk dan CD
‘awas ya!! Teriak Wiwik sambil mendorong pintu yang sudah aku buka kuncinya
‘Aaaaaaaaaaaaaa….iiiiiiiiiihhhhhhh….teriak Wiwik sambil menutup mata
Sengaja aku memancingnya mendorong pintu yang sudah aku buka kuncinya, hingga begitu pintunya terbuka terpampanglah tubuh bugilku lengkap dengan penis yang mengacung ke arahnya. Tanpa membuang waktu aku menyeret Wiwik masuk kedalam kamar mandi. Tidak ada penolakan berarti, namun mata Wiwik masih saja ditutupi dengan kedua tanganya. Tanpa basa-basi aku mendekapnya erat-erat dan memaksa tanganya menyentuh penisku. Mendadak suara Wiwit terdengar berteriak memanggilku untuk membantunya membawakan beras yang baru dibelinya. Wiwik yang terkejut spontan menarik dirinya dengan mendorong tubuhku tetapi tetap aku tahan sambil menutup kembali pintunya dan menguncinya dari dalam.
‘tok…tooookkk…tokkk…Mas, buruan mandinya! Teriak Wiwit
“entaaarrr…nih juga baru BAB, masukin aja sendiri! Jawabku
‘Wiwik mana Mas!?? Tanya Wiwit
“gak tahu…waktu aku bangun dia sudah gak ada, cari aja di kebun belakang! jawabku
“ssssssttttt…jangan bicara, jika tidak ingin kakakmu tahu!! Bisikku lirih di telinga Wiwik seraya mengancam
Dan kesempatan langka itu aku manfaatkan untuk menggerayangi lekuk tubuh Wiwik, aku tarik resleting dibelakang dasternya hingga ke pinggang dan langsung meremas kedua toketnya yang masih terbungkus BH dari belakang. Ooooohhh…terus kuremas sambil kuciumi lehernya! Wiwik yang takut ketahuan tidak berani bersuara apalagi menolak, apalagi Wiwit masih terdengar mondar-mandir di depan kamar mandi. Hemmmmm…begitu mendebarkan, penuh sensasi dan membuat jantungku berdegub kencang.
Dari belakang aku terus meningkatkan tempo cumbuanku, ciuman dilehernya, meremas toketnya dan memilin putingnya terus kulakukan tanpa henti hingga membuat nafas Wiwik terengah tidak beraturan. YESSSSSSSS!!!!! Teriakku dalam hati dan dengan penuh keyakinan aku membalikkan tubuh Wiwik menghadap kearahku. Matanya memejam pertanda pasrah. Emuah…emuah…emuah… ciuman mesra langsung kudaratkan di bibirnya sambil mendorong tubuhnya ke sudut kamar mandi. Dalam hitungan detik, bibir Wiwik menyambut ciumanku dengan pagutan dan hisapan yang memburu, lidahnya menjelajah rongga mulutku dan memilin lidahku. Emuah…emuaaaaacch… tidak hanya itu, tanpa paksaan tangan kanan Wiwik mulai mengurut penis kekarku, mengelus ujungnya dan perlahan mengocok penisku dengan gerakan maju mundur.
Sedang hot-hotnya cumbuan kami, Wiwit kembali menggedor pintu dengan alasan ingin membuang air kecil, memaksa kami menghentikan aktivitas percumbuan. Akupun panik seketika begitu juga dengan Wiwik, tetapi setan cabul berbisik kepadaku agar meminta Wiwit membelikan shampoo diwarung sebelah. Begitu Wiwit pergi, dengan tergesa Wiwik keluar kamar mandi meninggalkan aku yang sudah setengah tiang. Untuk melampiaskan ‘nafsu tak sampai’ akupun mengajak Wiwit mandi bersama dan ngentot dikamar mandi sekaligus memamerkan kejantananku kepada Wiwik yang kembali masak di dapur. Dengan sengaja aku mendesah agak keras, menggoyangkan penisku dengan cepat agar suaranya terdengar Wiwik dan terus merangsang Wiwit walaupun sudah menggelinjang kegelian.
Sejak kejadian pagi itu hingga menjelang malam, Wiwik tak berani menatap wajahku ataupun berbincang padaku. Dia lebih banyak menghindar dan menjauhiku membuatku semakin penasaran. Entah mengapa hingga jam 7 malam Heri belum juga datang, membuatku kembali mencari cara untuk melanjutkan percumbuan dengan istrinya. Setan cabul lagi-lagi datang memderi ide cemerlang, aku berpamitan kepada Wiwit untuk piket malam menggantikan teman yang sakit serta memintanya mengantarkan ke mapolsek agar dia percaya. Padahal niatku adalah tidak membawa motor sehingga bisa bebas kemanapun aku mau. Sepeninggal istriku, aku meminta temanku mengantarkan aku kembali kerumah dengan alasan HP ketinggalan tetapi aku minta diturunkan di gang dekat rumah saja. Dari situ aku berjalan memutar melewati persawahan menuju belakang rumahku.
Dengan sedikit jurus maling aku membuka pintu belakang rumah, mengendap dan menyusup kedalam kamar Wiwik yang memang belum terkunci karena Heri belum pulang. Wiwik yang sedang asyik memakai Earphone tidak menyadari kedatanganku, bahkan saat aku menutup dan mengunci pintu pun dia tidak mendengar ataupun melihat karena kebetulan membelakangi pintu. wOW… ternyata Wiwik sedang asyik menonton bokep dengan tangan mengelus selangkangan!! Dari belakang aku langsung membekap mulutnya agar tidak bersuara dan langsung menariknya kedalam pelukan. Walau sempat melawan, tetapi setelah mengetahui itu aku dengan perlahan Wiwik mulai tenang walau diliputi kecemasan dipergoki Wiwit atau suaminya.
“ssssssstttt…Plisss, kamu sudah membuatku gila…semua ini aku lakukan untukmu! Bisikku
‘Mas…Mas itu kakak iparku!!! Jawabnya
“alasanku kesini sebenarnya adalah untuk mendekatimu, bukan memperistri kakakmu! Dan aku tahu kamu juga menyukaiku kan? Katanya kamu rela mengejarku dan menjadi yang kedua!! Kataku merayu dan menyudutkanya
‘tahu dari mana?? Ngawur aja! elaknya
“kakakmu sudah cerita semuanya! Jawabku sambil mulai meraba pahanya
Wiwik terdiam seketika, tidak ada lagi alasan yang bisa di ucapkan untuk menolakku karena dia memang menyukaiku. Setelah menghela nafas panjang, Wiwit mendekapku dengan erat dan mengucapkan sebuah kejujuran yang sangat romantis bagiku. Sebuah kata yang cukup menyanjung dan membuat hati berbunga.
‘…semuanya benar Mas, aku sangat mengharapkan kamu walau aku tahu itu salah! Bisiknya
“salahkanlah aku yang sudah memasuki hidupmu! Jawabku sambil mengecup bibirnya
Bagaikan seorang kekasih yang berselimut rindu, kami langsung bercumbu penuh nafsu, bergulat dengan nikmat dan kukuh tetap berselingkuh. Demi waktu yang terus mengalir, kami langsung membuang semua kain yang menempel ditubuh dan mengalir mengikuti arus nafsu yang menggebu. Dengan posisi 69 kami saling menghisap kemaluan tanpa malu-malu, memanjakan dengan rangsangan serta saling memuja dan memuji.
EMUAH…EMUAAAAAAAAAAAACH…SLUUUUUUUUUURRRPPP… suara becek di vagina dan hisapan penis beriring saling mengisi. Aaaaaaahhhhh…sangat indah dan penuh sensasi, kami rela berhianat demi setetes nikmat. Mendadak Hpnya berbunyi dan itu telepon dari Heri yang mengatakan telat pulang karena ada operasi gabungan untuk mengejar penjarah hutan. Aku tidak perduli dan terus menjarah hutan hitam istrinya dengan jilatan lidah dan hisapan bibir. OOOooohhh…ekspresi wajah Wiwik sangat menarik perhatianku, suaranya tertahan saat menjawab telepon karena menahan geli yang terus aku berikan tanpa henti.
Akupun mengambil inisiatif untuk menambah sensasi dengan memasukkan penisku kedalam vaginanya yang tembem. Dengan setengah memaksa aku membuka pahanya lebar-lebar dan menempatkan penisku tepat didepan bibir vaginanya yang sudah becek oleh lendir. Wiwik tidak kuasa menolak dan melarang, hanya kepalanya yang menggeleng tetapi aku tidak perduli dan mulai menekankan palkon ke bibir vaginanya.
BLESSSSSSSSSSS….BLEEEEEEEEEEEEEEEEEEEESSSSSSSSSS SSSSSSS…..
‘Aduuuuhhh…teriak Wiwik membuat Heri bertanya-tanya
‘mmmm…sakit ini Mas, di gigit nyamuk! Alasan Wiwik menjawab suaminya
Buru-buru Wiwik berpamitan kepada suaminya karena mengantuk dan Heri percaya saja dengan bualan istri cantiknya ini. Dengan marah dan gemas Wiwik meremas putingku sebagai tanda protes terhadap kelakuan jailku. Aaaaaaaahhhhhhh…desisnya saat mulai meresapi nikmat yang keluar masuk ke vaginanya. pinggul Wiwik menggeliat menahan nikmat dan melingkarkan kakinya di pinggangku.
‘enak banget pistolmu Mas…mmmmm…beruntung banget Mbak Wiwit! Puji Wiwik
“aku juga beruntung, mendapatkan adik ipar secantik dan secinta kamu! Rayuku
PLAK…PLAKKKK…PLAAAAAAAKKKK…PLAK… suara becek dan benturan dipantatnya memecah kesunyian malam, untungnya Winda memutar TV dengan kencang sehingga sedikit mengurangi gemuruh nafsu kami. Goyangan terus aku berikan, semakin cepat, semakin kuat, semakin dalam, terus dan terus hingga membuat kami bermandikan peluh.
‘aaaaaaaaaaaaahhhhh…aku sampai Masssssss…desisnya menyambut badai orgasme
“Ooohhh…i love you cantiiiikkk! Bisikku memanja
Siraman lendir dari letupan orgasme semakin membuat becek vaginanya, membuat laju penisku semakin ringan dan cepat membuat suasana kamarnya semakin gaduh. Uuuuuhhhh…hampir saja aku menyemprotkan spermaku, untung aku bisa menahan sehingga bisa menambah durasi persetubuhan ini. Akupun meminta Wiwik berposisi wot sekalian membuat penisku sejenak beristirahat.
BLESSSSSSSSSSSSSSSSSSS…. sekali masuk, penisku langsung amblas ditelan vaginanya Wiwik bulat-bulat. Pinggulnya meliuk, memutar dan bergerak naik turun teratur dengan tempo yang relatif cepat. Aaaaaaahhhhh…kucoba mengerem goyangan memutarnya dengan meremas kedua toketnya sambil mencubit putingnya tetapi hal itu justru semakin membuat goyangan sexnya bergerak liar, semakin cepat dan semakin berasa,
“AUW…AUUUuwW…sayang hampir crot nih!! Kataku meringis
‘dikit lagi ya Mas,…jawabnya sambil mempercepat goyangan memutarnya
AAAAAAAAAAAAAAAHHHHHGG… akhirnya kami mendesah bersamaan dan beberapa detik kemudian kami saling menyemprotkan lendir orgasme masing-masing. CROT…CROOT…CROOOTTT…
Spermaku yang kental tertelan sepenuhnya di dalam vaginanya, begitu hangat, begitu banyak dan yang pasti membuat prasati di hatinya Wiwik bahwa ini bukan ilusi melainkan nyata adanya. Sambil berpelukan erat kami saling memuji, sedikit bermanja-ria dan bercumbu hingga tanpa terasa kamipun ketiduran dengan berbugil ria serta terbangun menjelang detik-detik subuh. Sejak hari itu kami saling mencari kesempatan untuk berbagi birahi, kadang pagi, siang, sore bahkan juga tengah malam. Semua kami lakukan dengan aman dan rapi…
Mungkin sudah kodratnya bagi manusia untuk tidak pernah puas dengan apa yang di dapatnya, seperti aku yang telah menikah dengan Wiwit tetapi masih berselingkuh dengan Wiwik yang merupakan adik iparku. Bercinta dengan 2 wanita cantik ternyata itupun tidak cukup bagiku, perlahan seiring dengan berjalanya waktu aku masih saja melirik Adik Iparku yang paling bungsu namanya Winda, dia masih duduk dibangku SMA tetapi soal bodi dia tidak kalah dengan kedua kakaknya bahkan bisa dibilang dialah yang tercantik diantara kedua saudara kandungnya.
Hingga pada suatu hari, Winda yang kulihat baik dan alim ternyata mendapatkan skorsing dari sekolahnya karena terbukti membawa beberapa keping DVD porno. Surat panggilan kepada wali murid pun Dia berikan Kepadaku, dia mengaku DVD tersebut milik temanya yang sengaja dimasukkan kedalam tasnya. Dalam hati aku mempercayai perkataanya, karena selain pendiam Winda juga tergolong alim, taat beribadah dan selalu berpakaian tertutup. Tetapi karena ada modus dihatiku akupun bersikap tegas seperti layaknya seorang polisi.
Dengan kata-kata keras dan menekan aku memojokan Winda sebagai gadis munafik, mempermalukan keluarga dan mengancam akan mengadukan masalah itu kepada kedua kakaknya Wiwit dan Wiwik. Tidak ada lagi kata yang terucap darinya, semua pembelaanya aku mentahkan dengan mudah apalagi dengan adanya bukti surat pemanggilan dan kepingan DVD bokep yang tersimpan di ruang guru BP maka akupun menang dan berhasil memaksa Winda untuk mengakuinya.
“jika kamu tidak mengakui semua ini, aku tidak mau datang ke sekolahanmu! Biar kakakmu saja yang kesana…kataku setengah mengancam
‘iya…katanya lirih sambil menundukkan kepala
Tetes air mata tidak dapat terbendung, airmatanya mengalir membasahi pipi putihnya yang perlahan memerah malu. aku kasihan tetapi juga ingin meloncat kegirangan merayakan kemenangan ini, semua berjalan lancar dan tidak sesulit yang aku bayangkan. Dengan pelukan erat dan belaian ringan aku meminta maaf karena sudah berkata kasar, menenangkanya dan memintanya untuk berhenti menangis agar tidak diketahui kedua kakaknya. Mendadak tangan Winda melingkar di pinggangku memberikan pelukan yang membuatku semakin tidak sabar untuk meminta lebih, entah karena lega aku mau datang kesekolahnya atau karena nyaman dengan sikapku aku tidak perduli.
Esoknya aku datang menemui Bu Vera, guru BP sekaligus wali kelas Winda untuk bertindak sebagai wali murid. Tidak kusangka Bu Vera mempunyai tubuh yang sexy, bohay dan penuh eksotika walaupun sedikit agak pesek hidungnya. Entah apa yang kupikirkan, dengan bahasa vulgar aku mengakuinya sebagai pemilik DVD itu dan meminta maaf karena kecerobohanku hingga akhirnya DVD itu ada di dalam Tas Winda. Akupun di omeli habis-habisan, tetapi semua itu tidak berlangsung lama. Sesaat setelah melihat seragam pol*si yang aku kenakan dibalik jaket, perlahan Bu Vera menurunkan nada suaranya, menghela nafas panjang dan berujung pada kata-kata bijak untukku.
‘Maaf Pak, sebaiknya Bapak simpan ini ditempat yang aman! Winda siswi berprestasi, tolong arahkan dia ke hal-hal yang positif! Katanya sambil menyerahkan 5 keping DVD porno
“terima kasih Bu, kalau boleh aku ingin meminta nomer telepon Ibu agar aku bisa mengontrol dan mengawasi Winda setelah skorsing ini! Kataku merayu padahal sejak detik itu aku menetapkanya di daaftar target operasiku
‘dengan senang hati Pak, silahkan dicatat 08123408XXXX… jawabnya dengan senyuman
Akupun berpamitan pulang dan langsung menuju rumah untuk melanjutkan aksi pendekatan terhadap Winda. Kalau sudah rejeki, tidak akan lari kemana…. gumamku dalam hati ketika menyadari bahwa Wiwit dan Wiwik pergi kondangan kerumah sepupunya dan hanya menyisakan Winda yang sedang berdiam diri di dalaam kamar menjalani masa skorsing. Akupun berfikir cepat dan tepat untuk memberikan hukuman kepada Winda, hukuman yang menguntungkan aku tentunya.
“Wiiiiinnn,…Windaaaaa…buruan kemari! Teriakku
‘iyaaa…iya Mas, ada apa? Jawabnya dengan lumayan keras
“ini…putar DVD ini! Perintahku sambil menyodorkan DVD porno
‘tapi…itu kan… katanya coba menolak
“aku ingin lihat DVD apa yang sudah membuatku malu ini! Kataku membentak
‘iiii…iyaaaa….jawabnya
Begitu layar TV menyala, terpampanglah sebuah adegan dewasa yang menurutku sangat sesuai dengan kondisi yang saat itu ada dirumah itu. Film itu menceritakan tentang bagaimana seorang anak jepang dipaksa melayani ayahnya namun ujung-ujungnya mereka saling menikmati. Timbul ide gila dalam otakku untuk memberikan hukuman kepada Winda karena sudah membuatku malu di sekolahnya.
“kamu tahu tidak, semua guru disekolahmu menatap aku dan mencibir aku karena tidak mampu mendidik dan mengawasimu! Kataku asal
‘mmmm…maaaf Maassss…jawabnya lirih
“itu lihat filmnya, jangan menunduk terus! Kenapa kamu tidak mau melihat?? Tanyaku
‘jorok Mas…jijik banget! Jawabnya sambil tetap menundukan kepala
Hal itu cukup membuatku kesal, harapanku dengan menonton bokep akan membuatnya sedikit terangsang dan memudahkan aku untuk menikmati tubuhnya. Dengan cara halus tidak berhasil, terpaksa harus main kasar! Gumamku dalam hati. Aku bergegas menuju kamar untuk berganti baju dengan hanya mengenakan celana boxer pendek dan kaos. Hemmmm….rupanya malu-malu mau? Gumamku saat mendapati Winda sesekali melihat ke monitor TV yang penuh adegan mesum, hal itu serta merta membuat semangatku semakin membara untuk terus berusaha menaklukanya. Akupun mengambil sebuah borgol dan aku selipkan di pinggang sambil berjalan santai menghampiri Winda yang kembali menundukkan kepala.
Setelah yakin semuanya aman, akupun memaksa Winda untuk memakai borgol di kedua tanganya serta menempatkanya di bagian belakang. winda meronta hebat, mengumpat dan mengeluarkan semua caci makinya tetapi aku tidak perduli, terus berusaha dan berusaha terus hingga akhirnya Winda menyerah karena kehabisan tenaga.
‘lepas Mas, apa-apaan ini…jika tidak segera melepaskan ini (borgol) aku akan berteriak! Ancamnya
“silahkan aja teriak…biar semuanya tahu! Aku akan bilang pada kakakmu kalau kamu diskors tidak boleh masuk sekolah karena kedapatan membawa DVD porno. Ancamku
“dan asal kamu tahu, Bu Vera (guru BP) menyerahkan pengawasan kamu kepadaku dan akan mengeluarkanmu dari sekolah jika aku melaporkan bahwa kamu tidak bisa berubah serta dapat mempengaruhi siswi lainya!! Kataku membohonginya
“kamu tidak pantas memakai ini! Kataku sambil menarik jilbabnya .
Winda mendadak terdiam, airmatanya berlinang dan tidak ada lagi perlawanan saat aku menariknya mendekati TV. Aku memaksanya melihat setiap adegan porno yang semakin memanas dan memastikanya tidak menutup mata karena aku terus memegangi kepalanya agar tidak menunduk. Aroma shampoo dan parfumnya begitu menyengat hidungku, merasuk dan mengalir mengiringi aliran darahku yang semakin cepat. Sekitar sepuluh menit kemudian, perlahan aku melepaskan pegangan tanganku di kepalanya karena Winda terlihat mulai menikmati adegan bokep.
Entah apa yang ada dipikiranya, mungkin dia sudah mulai menikmati dan terangsang tetapi malu denganku aku tidak tahu yang jelas sesekali Winda tampak menghela nafas panjang dan menelan liur dengan tangan menggenggam erat. Ini saatnya! Bisikan setan terngiang keras di telingaku dan bersama itu tanpa Winda sadari aku memelorotkan celana boxerku sedikit demi sedikit hingga akhirnya sampai diujung mata kaki. Oooooohhhh…terlihat jelas penisku mengeras dan memanjang sejadi-jadinya dengan otot kekar yang melintang.
“bagaimana…bagus kan? Bisikku mengejutkanya
“jauh lebih baik jika kamu melihat langsung! Kataku sambil menunjukkan penisku
‘Mas…jangan keterlaluan…katanya
Tak ingin berdebat lagi, buru-buru aku menyumpal mulutnya menggunakan celana boxerku dan memeluknya erat-erat dari belakang sekaligus untuk memegangi tubuhnya agar tidak meronta. AAAAaahhhhh…walau dengan memaksa namun kurasakan tangan Winda sangat menggugah birahi, dengan tetap terborgol aku menempatkan penisku diantara kedua telapak tanganya. Winda menurut saja saat penisku aku goyangkan maju mundur tetapi itu hanya sebuah trik, disaat aku merem-melek menikmati kehangatan tanganya dengan cepat Winda memegangi penisku kuat-kuat dan menjepitkanya dirantai borgol. ADUUUUUUUHHHH…KURANG AJAAAR!! Teriakku sambil mendorongnya kedepan hingga membuatnya terjerembab kelantai.
“dasar tidak tahu diuntung,…suka main kasar rupanya!?? Kataku dengan suara keras
“baik…ayo bermain kasar! Kataku sambil berdiri memegangi penisku yang nyeri
Akupun menarik Winda menuju kamar mandi dan segera menyiraminya dengan air hingga membuatnya terengah karena kesusahan mengambil nafas. Terus dan terus hingga akhirnya Winda lemas tidak kuat menahan beban tuibuhnya. Setelah yakin tidak ada perlawanan, aku yang sudah terlanjur emosi bercampur birahi tingkat tinggi memapah Winda menuju kamar. Buru-buru aku melepaskan borgol ditangan kananya dan kembali memasangnya ke jeruji tempat tidur.
“jangan takut,…enak kok…mending kamu nikmati aja karena akan percuma kalau kamu melawanku! Kataku layaknya seperti pemerkos profesional
“jangan mikir macam-macam… biar aku yang menanggung dosanya, kamu tinggal menikmati! Kataku mengakhiri basa-basi
Setelah melepaskan kaos yang melekat ditubuhku, dengan cepat aku juga melepaskan semua pakaian yang menempel di tubuhnya termasuk BH dan CD. Wow…fantastis! gumamku dalam hati melihat pemandangan yang sangat jarang kutemui. Terlihat jelas kedua toketnya membulat sempurna dengan puting yang masih malu-malu dan memerah. Hemmmm…yang spesial adalah vaginanya yang tembem tanpa tertutupi rimbunya jembut, seperti baru saja dicukur. Suara sesenggukan dan derai air mata Winda tidak mampu memadamkan gelora nafsuku dan tanpa ampun akupun langsung menciumi lehernya dengan buas. Emuah…emuah…emuaaachhhh… jilatan dan gigitan bergantian mengiringi ciumanku, bahkan hisapan kuat juga aku daratkan di leher jenjangnya. Aaaaaaaahhhhh…benar-benar istimewa! Gumamku memuji kesempurnaan tubuhnya.
Setelah meninggalkan jejak bibir dilehernya, aku melanjutkan ciumanku menuju bongkahan toketnya yang berasa semakin kenyal karena terangsang. Dengan penuh rakus aku mengenyot dan meremas toketnya, sambil tangan kiriku mulai mengelus vagina tembemnya. Aaaaaahhhh… sangat nikmat rasanya, melebihi tubuh istriku, Wiwit ataupun Wiwik, sungguh anugerah buatku. Lirih kudengar desis dari mulutnya yang kini telah tidak tersumpal, lenguhan panjang dan cengkeraman kuat di punggungku menyusul kemudian.
‘mmmmm…Uuuuhhhhh…Masssss…ampuuuuunnnnn! rengeknya tidak aku pikirkan
‘aaaaaahhh…geliiiiii….cukup Masssss…jangan perkosa aku…ibanya tetap aku cuekin
‘aku masih perawan mas,…aku mohooooonnnn…aku mau ngelakuin apa aja asalkan jangan ambil keperawananku! Katanya sambil menjambak rambutku
“benar?? Baik…aku pegang kata-katamu! Kataku melepaskan ciumanku dari mulutnya
“oke…sekarang ikuti semua yang aku suruh dan aku tidak akan merenggut keperawananmu! Timpalku sambil memikirkan ide baru
Akupun melepaskan borgol dari tanganya, aku turun dari atas tubuhnya dan duduk diantara kedua pahanya yang terbuka memamerkan vagina merekahnya. Akupun memintanya bersikap mesra layaknya gaya bercinta sepasang kekasih dan menjamin “aku tidak akan memasukkan penisku kedalam vaginanya”. dan benar saja, walaupun dengan agak terpaksa namun perlahan sikapnya mulai intim denganku. Saling mencium, membelai dan merangsang mulai kurasakan darinya… aahhhhhh…semakin indah untuk dinikmati! Teriakku dalam hati.
“ditempelin aja ya…yang penting tidak masuk! Bisikku membujuk yang dia jawab dengan anggukan
Aaaahhhhh…kini Winda duduk diatas penisku, memelukku erat-erat sambil menempekan dadanya ke dadaku. Hemmmm…toketnya sangat mengganjal, empuk, hangat dan kenyal menyatu dengan dadaku. Mmmmuuuaaach…emuah…emuah…emuah… Winda mulai panas dan menyerangku dengan ciuman dan hisapan, bahkan tanpa sungkan mulai melumat lidahku dan bertukar ludah.
“kamu sering main dengan pacarmu ya? Tanyaku lirih
‘enggak…Cuma ciuman aja! jawabnya jujur
“tapi kok…ciuman kamu hebat banget, melebihi kakakmu! Kataku memujinya
‘kan…sudah Mas ajari! Katanya mengejutkan aku
Jawaban itu menunjukkan bahwa selama aku paksa dan aku perkosa, ada sebagian kecil dari hatinya yang menikmati, menyukai atau bahkan mengharapkanya. Dan dari bekal itu, aku mulai mencari tahu apa yang dipikrkanya tentangku. Dengan penuh keterkejutan, aku mendengar bahwa dia mengagumiku dan menyukaiku sebagai sosok yang di idamkan tetapi sejenak hilang saat aku melakukan pencabulan ini.
“hisap punyaku ya…pintaku sambil mengarahkan wajahnya kearah penisku
‘mmm…gede banget apa muat mas?! Tanya Winda
“coba aja…kataku sambil mengarahkan penisku menuju mulutnya yang mulai menganga
Emuah…emuaaaaaacchh…Sluuuuuuuuuuuuuurrrrpppp.. .emuah..emuah… ciuman basah bibirnya membuatku terbang melayang di awang, sangat lembut, nikmat dan semakin membakar syahwat. Aaaaahhhh…walau belepotan dan beberapa kali nyangkut di gigi, namun terasa sangat berbeda dan belum pernah aku merasakan hisapan yang sedahsyat itu. Hisapanya sangat kuat, ludahnya sangat licin, begitu hangat dan ujung lidahnya pandai menari mengelus setiap inci penisku.
“aaaaaahhhh…sayaaaaaanggg…kamu hebat banget! pujiku
“mmm…seandainya…aku belum menikahi kakakmu, kamu mau tidak menjadi istriku?! tanyaku merayu
‘mmmmmmm! jawabnya setengah bergumam pertanda mau
Tak ingin kehilangan momentum, akupun segera ber-69 style agar nafsu yang telah bersemi kian menjadi. Uuuuuughhhh…vaginanya cukup basah dan semakin terlihat merekah merah hingga menggoda lidahku untuk buru-buru mencicipinya. Emmm…aaaaahhhh…uuuhhhh… kami saling melenguh, mendesah dan mencumbu dengan penuh nafsu. Aaaaahhhh…desahan Winda semakin menjadi saat lidahku mulai membelai bibir vaginanya dan menyusup menyapu ruang dalam vaginanya yang kian membasah. Mmmm…aku yang semakin gemes, secara spontan menghisap vaginanya dan memijit-mijit bibir vaginanya dengan bibirku. ‘aaaaahhhhh… mmmmm…maaaaaasssssss….geliiiiiii i…rengeknya memanja
Tanpa jijik aku membuka vaginanya dengan jemari dan menyusupkan lidahku kedalamnya, lumayan asin dan itu menjadi bumbu tersendiri untuk nafsuku yang kian menggebu. Keluar masuk aku gerakkan lidahku dengan cepat membuat Winda menggelinjang hebat menahan geli hingga tanpa sadar penisku di gigitnya. AAAUUUW….teriakku menahan ngilu, mendengar itu Winda mengeluarkan penisku dari mulutnya dan mengelus palkon dengan penuh manja sambil sesekali menjilati ujungnya tanda penyesalan.
Perlahan namun pasti Winda mengalir kearah samudera nafsu dan melupakan posisinya yang sedang aku perkosa. Aku tertawa dalam hati karena wajahnya yang merona merah, malu-malu mau dan sok alim. Puas memainkan vaginanya dengan lidah, akupun memintanya berposisi WOT dengan menduduki penisku tepat di belahan pantatnya. Maju mundur aku gerakkan pantatnya selaras dengan lipatan pantatnya yang menghimpit. Aaaahhhh…ahhhh…aaaaahhhh… desahnya menahan geli dan nafsu, karena penisku dan vaginanya terus-terusan menempel dan bergesekan hingga memercikkan gairah nafsu yang membumbung tinggi. Sengaja aku hanya menggesek-gesekkan dan mempermainkan gairahnya yang meledak-ledak tidak sabaran dengan harapan dialah yang menuntun penisku masuk sesuai dengan janjiku yang tidak akan memasukkan penisku.
‘aaaaahhhh…Massss….aku…akuuuu…Uuuuugghhhhh …aaaaahhhhh…rengeknya sambil menciumi leherku dengan buasnya
“enak kan?? Jika kamu mau…kamu bisa kok merasakan yang lebih nikmat dari ini! Bisikku lirih sambil meremas kedua toketnya
Tanpa sepatah katapun tiba-tiba tangan kanan Winda kebelakang dan mengelus palkonku yang masih terhimpit pantatnya, terus dan terus sambil mengocoknya perlahan. Satu…dua…tiiigaa… seperti dugaanku, pantatnya pun diangkat diarahkan tepat di posisi penisku yang berdiri tegak dan keras. BLESSSSSSSSSSSS….AAAAAAAAAAAAAAHHHHH… desahnya setengah merintih dengan tangan mencengkeram dan menjambak tanganku. Untuk sesaat Winda terdiam, mencoba mengatur nafas karena vaginanya enuh sesak oleh penisku.
“mmmm…vaginamu enak banget Win…aku suka! Bisikku memujinya
‘auw…Ooohh..gede banget mas, periiihhhh… katanya lirih sambil menggigit leherku
“goyangin perlahan biar vaginamu terbiasa! Bisikku sambil menekan pantatnya
Maju-mundur Winda mulai menggerakkan vaginanya keluar-masuk mengocok penisku yang berurat kasar dan keras. Dengan lendir yang membanjiri vaginanya, dalam hitungan menit vagina Winda mulai terbiasa dengan kehadiran penisku. Terasa seluruh bagian penisku terhimpit sempurna, menggesek dinding vagina dan mengedut seakan terhisap lebih dalam. Ah…ah..ah… kami mulai berpadu dalam desah, bersatu dalam gairah dan berpacu dengan waktu karena takut ketahuan istriku sekaligus kakaknya.
‘Ooohhh…mmmmm…owh…ouugh…aaaaaaaahhhhh…de sisnya sambil merem-melek
“enak kan? Ayo goyang lebih cepat lagi! Pintaku
ZLEEEBBBB…ZLEEEEEBBBB…ZLEEEBB…PLAK…PLAK… PLAAAAAAKKK… suara becek vaginanya berduet dengan suara pantanya menumbuk peurku. Sangat enak dan semakin membuatku melayang jauh. Terus dan terus, layaknya seorang cowboy Winda menari diatas perutku dan semakin liar saja. Aaaaaaahhhhh…untuk sex pengalaman mungkin sangat penting namun tidak selalu menjadi yang utama, Winda adalah salah satu contohnya dengan hanya menonton bokep dia mengalir mengikuti naluri kewanitaanya dan sangat ekspresif dalam menggenjot penisku. Aaahhh… desahan yang kutahan akhirnya keluar dengan jelas, memecah keheningan rumah yang kosong.
“sayaaang…kamu hebat banget! pujiku sambil melumat toket kirinya
Senyuman manja menjawab tanyaku, dengan genit dan bernafsu Winda mempercepat kocokanya terus dan terus hingga membuat penisku terasa panas karena belum ada tanda-tanda akan muncrat. Karena takut ada yang datang, akupun mengambil inisiatif untuk berdoggy style dan mengambil peran utama. Dengan mudah penisku masuk menyeruak bibir vaginanya yang memang sudah melongo seperti goa. PLAKKK…PLAK…PLAK…PLAAA…AAAKKKKK… suara pahaku menyodok pantatnya yang merona merah. UUUuuuuhhhh… tidak ada lagi pemaksaan, malu-malu ataupun ragu, kami saling mengisi dan berbagi ekspresi agar saling menikmati.
AAAAAAAAAAAAAAAAHHHH… cairan vaginanya kembali meluber menandakan Winda mencapai orgasmenya yang ketiga. Maju-mundur keluar-masuk penisku terus mengaduk-aduk ruang di vagina beceknya hingga menimbulkan suara kecipak yang keras. Mendadak sekujur tubuhku mengejang hebat, tampak seperti kram dan juga kesemutan hingga membuat pandanganku gelap. Jujur aku baru sekali mengalaminya dan akhirnya dalam hitungan menit kedutan demi kedutan kurasakan semakin cepat di sekujur penisku. Tak mau mengambil resiko, akupun mencabut penisku dengan cepat dan membalikkan tubuh Winda menjadi terlentang di bawahku. Buru-buru aku menyodorkan penisku kearah mulutnya namun Winda mencoba menolak karena merasa jijik melihat penisku berlumuran cairan vaginanya yang kental.
“ayooo…sayaaaanggg…hisaaaaaaaaapppp!! pintaku merengek
‘tapi…anuuu…jawabnya sambil emnggeleng
Tak mau kehilangan momen akupun menutup hidungnya dengan kuat hingga memaksanya membuka mulut untuk bernafas dan akhirnya akupun memasukkan penisku kedalam mulutnya. AAAAAAAaahhhhh… maju-mundur aku gerakkan perlahan, terus dan terus hingga berasa menthok di tenggorokanya. Uhukkk..Uuuuhuuukkk…Winda tersedak penisku dan terbatuk-batuk. Bersamaan dengan itu, penisku menyemprotkan sperma dengan derasnya…CROT…CROOOOOOOTTTT… CROT…CROOOOTTT… AAAAAAAAHHH…AHAHHHHAAAHHHH… hampir semua spermaku tertelan masuk ke tenggorokanya, sebagian lagi keluar dari hidung dan sisanya merembes keluar di sisi bibirnya.
AAAAAAAAAAAAHHHH…MMMmmm… untuk beberapa saat aku terdiam, mataku memejam menghayati kenikmatan yang baru saja ku capai. Setelah kurasa cukup bersih akupun kembali menarik mundur penisku dari dalam mulutnya dan berbaring di sisihnya. Kulihat Winda masih terengah, matanya berlinang dan tubuhnya lemah karena lelah.
“kamu sangat hebat…i…love…youuuu… bisikku sambil membelai rambutnya
‘apa ini gak berlebihan Mas?? Tanya Winda seakan baru sadar apa yang baru saja terjadi
“MMmmm…jangan bahas itu, mending membahas kita aja…antara kau dan aku! Kataku mengalihkan pembicaraan.
Walau bermandi peluh aku tetap merengkuh tubuhnya erat-erat, menciumi toket ranumnya dan menjelajahi lehernya dengan ujung lidahku. Untuk beberapa saat kami tetap berpelukan, berbincang dan sedikit bermanja-manjaan. Dari situ aku menjadi tahu bahwa DVD Porno itu benar-benar bukan miliknya tetapi milik Nessa dan Mega, teman sekelasnya yang memang terkenal nakal dan liar.